- Muhammad Naufal Dzaky / 1941021 / Manajemen (MN)
- Julia Rahayu Putri / 1941053 / Manajemen (MN)
- Dhifira Annisa Widyasari / 1941200 / Manajemen (MN)
Dosen Pengampu : Dr. Agustina Fitrianingrum
Keboen Hijoponik merupakan jenis usaha di bidang sayuran yang berbasis hidroponik. Menurut (Prayitno et al., 2017) cara bercocok tanam hidroponik tidak menggunakan media tanah sebagai media tanamnya, namun menggunakan air yang mengandung nutrisi untuk tanaman. Usaha ini berdiri karena masih banyak masalah yang dialami oleh pelaku ekonomi sayuran konvensional seperti kesulitan air, tanah yang kurang subur. Atas alasan tersebutlah, Keboen Hijoponik didirikan dengan menggunakan sedikit air dan lahan yang secukupnya. Usaha yang terletak di Jalan Sei Jang, Gang gatra No.12, Tanjungpinang, Kepulauan Riau merupakan lokasi yang sangat strategis. Karena keboen hijoponik berada di tengah perumahan warga sehingga para penduduk disana dapat dengan mudah mencapai alamat tersebut. Karena lokasi yang strategis usaha ini dinilai mampu meraup keuntungan yang lebih. Dalam bersaing dengan pasar sayuran konvensional, Keboen Hijoponik menawarkan sayuran yang bersih dan berkualitas. Adapun beberapa jenis sayuran yang ditanam seperti sawi, selada, bayam, pokcoy, dll. Para pembeli bisa memesan dengan dua cara yang pertama mendatangi outlet pada alamat yang tertera di atas dan yang kedua memesan secara online di platform seperti Instagram dan facebook. Jika pembeli ingin mendatangi outlet maka mereka bisa melakukan self-service yaitu mengambil sayurannya sendiri. Untuk, sumber modal pendanaan awal itu bersumber dari masing-masing founder
Produk yang dijual Keboen Hijoponik merupakan sayuran segar, sehat, dan hijau dengan harga terjangkau serta mudah didapatkan. Sayuran hidroponik sendiri memang berbeda dari sayuran konvensional, sistem dengan media tanam air ini lebih cepat panen bahkan dapat diatur masa panennya, lebih higienis karena tanpa menggunakan tanah, tidak mudah layu, dan kandungan nutrisinya yang lebih terjaga. Air yang digunakan juga lebih sedikit dibandingkan sayuran konvensional, juga tidak membutuhkan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, sehingga daerah yang kekurangan air dan tengah perkotaan dapat dengan mudah membuat perkebunan hidroponik. Produk yang disediakan juga akan selalu segar berkat program penjualan “petik sendiri”, dalam program ini sayuran akan tetap di media tanamnya sampai ada konsumen yang membeli.
Sosial
Kami sadar betul dunia, khususnya Indonesia sedang krisis lingkungan. Banyaknya bencana alam karena ulah manusia menjadi sebuah “langganan” yang harus dihadapi dalam setahun, bahkan ada yang sudah dapat diprediksi kapan terjadi banjir, ataupun tanah longsor. Untuk itu, kami sebagai usaha bisnis yang bergerak dibidang perkebunan, tumbuhan, dan hortikultura tergerak untuk memulai gerakan penanaman pohon. Kami membuat program dengan menyisihkan penghasilan setiap 6 bulan sekali untuk membeli tunas, sebagai media resapan tanah yang baru. Kami harapkan, usaha kecil yang baru memulai ini gerakannya dapat mendorong gerakan lainnya dalam mewujudkan 2 misi SDGs yaitu Penangan Perubahan Iklim (13) dan Kehidupan di Darat (15).
Ekonomi
Tentu dalam setiap usaha bisnis mengharapkan profit yang menjanjikan. Sayuran merupakan kebutuhan wajib manusia setiap harinya, sehingga pasar untuk sayuran dengan kualitas sehat, bersih, dan berkualitas tentu akan selalu ada setiap harinya.
Lingkungan Hidup
Dengan melakukan penanaman tunas tadi, kami berharap pohon itu nantinya dapat menjadi lahan serapan baru sehingga mengatasi global warming dan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.