Program Sarjana Akuntansi Universitas Internasional Batam mendapatkan bantuan dana hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2022. Salah satu aktivitas yang dilaksanakan adalah peningkatan mutu materi pembelajaran. Skema pelaksanaan aktivitas peningkatan mutu materi pembelajaran dibagi menjadi dua kegiatan lokakarya. Yang pertama adalah seri lokakarya penyusunan RPS dengan pendekatan Project-based learning dan di lanjutkan dengan seri lokakarya penyusunan Modul Pembelajaran Inovatif.
Seri lokakarya pertama, penyusunan RPS dengan pendekatan Project-based learning dilaksanakan secara hybrid dengan narasumber dan beberapa peserta hadir secara daring dan dosen pengampu mata kuliah hadir secara luring di ruang Video Conference Gedung A Universitas Internasional Batam. Sebelum memulai kegiatan inti lokakarya penyusunan RPS di Program Sarjana Akuntansi, para dosen pengembang RPS mendapatkan pembekalan terkait definisi dan karakteristik Project-based learning yang di sampaikan oleh Prof. Dr. Handoyo Puji Utomo, research professor dari King Abdulaziz University melalui pendanaan hibah PKKM oleh Program Sarjana Ilmu Hukum yang saat itu membahas tentang topik pembelajaran dengan metode pemecahan kasus dan berbasis projek di tanggal 2 Agustus 2022.
Memasuki acara inti lokakarya penyusunan RPS dengan pendekatan Project-based learning (PjBL) pada tanggal 8 Agustus 2022, kegiatan lokakarya dibuka oleh Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen, Ibu Ria Karina, S.E., M.M, dalam sambutannya beliau memiliki harapan dosen-dosen Program Sarjana Akuntansi dapat mengintegrasikan PjBL dalam pembelajaran guna mencapai inovasi pembelajaran di UIB yang berbasis OBE. Tentunya hal ini guna mencapai konsep merdeka belajar dengan sesungguh-sungguhnya.
Seri pertama dalam lokakarya ini diberikan oleh Prof. Dr. Mahfud Solihin selaku narasumber yang merupakan seorang Guru Besar Program Studi Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Memulai pemaparan beliau dalam lokakarya ini. Prof Mahfud memberikan contoh best practice penerapan PJBL di lingkungan UGM. PBJL di UGM telah dimulai jauh sebelum konsep merdeka belajar di perkenalkan di kurikulum pembelajaran Indonesia. Implementasi PjBL di UGM dinamakan FEBX, sebuah mata kuliah khusus untuk mahasiswa dengan IPK min 3,5 karena di anggap membutuhkan level konsentrasi dan dedikasi yang tinggi serta pendekatan dari berbagai disiplin. Prof. Mahfud menegaskan tentang outcome berupa experiential lesson dari penerapan PjBL ini, karena mahasiswa dididik untuk memiliki kemampuan berfikir kreatif dan kritis. Dalam penerapannya, mahasiswa tidak di berikan contoh tentang hasil proyek yang diberikan dengan tujuan bahwa mahasiswa memiliki perspektif yang berbeda untuk melangsungkan sebuah proyek sehingga hasil yang dihasilkan adalah original dari buah pemikiran mahasiswa.
Capaian yang ingin dicapai melalui PjBL ini adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan yang relevan dengan kebutuhan abad 21 ini seperti creativity, problem solving, teamwork and adaptability, independent thinker, dan decision maker. Sehingga untuk mencapai kemampuan tersebut, dosen harus bisa menyesuaikan kebijakan yang diberikan kepada mahasiswa berdaarkan tingkat pemahaman yang dimiliki.
Berkaitan dengan Pembelajaran Project-based learning, menurut Prof. Mahfud berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki beliau, faktor penting dalam kesuksesan PjBL adalah kemitraan. Pengertian kemitraan disini adalah kerjasama antara Fakultas atau Universitas dengan mitra industri. Sehingga proyek yang di laksanakan tidak lagi bersifat simulasi namun berupa embrio sebuah proyek riil di masyarakat. Sehingga dalam hal ini, pencapaian tridharma perguruan tinggi dapat sejalan dilaksanakan. Kembali ke contoh dari penerapan PjBL di UGM, mata kuliah yang menerapkan PjBL memiliki kerjasama dengan industri salah satunya adalah Yogyakarta International Airport. Mitra juga berperan dalam perkuliahan dimana proyek yang di berikan kepada mahasiswa adalah proyek berdasarkan kebutuhan yang memang dibutuhkan oleh mitra. Namun, tidak diberi limitasi tentang proyek apa yang harus di lakukan, sehingga mahasiswa dapat bebas mengusulkan proyek yang ingin mereka kerjakan selama satu semester dengan tetap bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mitra. Kemudian, hasil dari proyek dapat diberikan ke mitra untuk dimanfaatkan atau sesuai dengan perjanjian antara Universitas dan mitra.
Prof. Mahfud mengajak peserta lokakarya untuk melihat PjBL dari pandangan lain, kali ini Prof. Mahfud membahas tentang tantangan dan kendala yang akan di hadapi saat pelaksanaan pembelajaran PjBL diantaranya adalah mindset. Merubah mindset mahasiswa dari yang awalnya memiliki stigma bahwa pendidikan atau pembelajaran itu berpusat dari dosen ke mahasiswa atau top-down ke dosen dan mahasiswa berdiri dipanggung yang sama berdiskusi tentang perkuliahan sangat tidak mudah. Terlebih lagi, dosen membutuhkan waktu lebih untuk mengindentifikasi kriteria penilaian yang sesuai terhadap proyek yang diberikan dan evaluasi kemampuan penguasaan dan pemahaman mahasiswa. Sehingga dosen perlu untuk memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah manajemen waktu, manajemen kelompok mahasiswa, menciptkan budaya yang menekankan manajemen mandiri, bekerja dengan mitra, menggunakan sumber daya teknologi terkini, mengevaluasi proyek dan menilai mahasiswa, serta taking action atau getting started.
10 Agustus 2022, seri kedua lokakarya penyusunan RPS berbasis PjBL Kembali digelar dengan narasumber Prof. Dr. Mahfud Solihin membicarakan topik penugasan formatif dan sumatif. Beliau mengumpamakan keduanya seperti aktifitas memasak oleh seorang koki. Penugasan formatif adalah ketika sang koki merasakan hasil masakannya sedangkan sumatif adalah ketika pelanggan merasakan masakannya. Yang artinya formatif adalah penilaian dalam proses dan sumatif adalah penilaian berupa hasil akhir. Kembali ke konteks pembelajaran dalam kelas, penugasan formatif digambarkan dengan tugas mingguan, kuis, diskusi dll dengan tujuan untuk menilai kemampuan dan pemahaman mahasiswa tentang topik dan pembelajaran yang diberikan. Sedangkan penugasan sumatif adalah evaluasi akhir seperti ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Menurut Prof. Mahfud dalam penilaian harus melebihi kemampuan teknikal, capaiannya harus meliputi kemampuan soft skill seperti teamwork, leadership, problem solving, critical thinking dan lain-lainnya. Mengambil contoh silabus dari SMU oleh Profesor Rosie Ching, Prof. Mahfud Kembali menekankan tentang konsep experiential learning dalam PjBL. Untuk mencapai pembelajaran experiential ini, penugasan merupakan hal yang penting untuk melatih dan mengukur kemampuan mahasiswa sesuai dengan capaian pembelajaran yang di tetapkan. Menurut Prof. Mahfud, penugasan dapat disesuaikan dengan kebutuhan capaian pembelajaran yang di tentukan pada setiap pertemuannya. Karena penugasan tidak dapat di lepas dari tujuan dari pembelajaran.
Meneruskan pada seri ke 3 di tanggal 16 Agustus 2022, Prof. Mahfud mengerucutkan pembahasan tentang penugasan ke perancangan soal UTS dan UAS dalam pembelajaran PjBL. Sebelum itu Prof. Mahfud mengajukan pertanyaan kepada para peserta tentang apakah penilaian UTS dan UAS wajib dilaksanakan dalam perkuliahan. Tentunya hal ini menjadi sebuah pertanyaan yang cukup menggempar dimana konsep UTS dan UAS selalu dilaksanakan dari sistem pembelajaran terdahulu. Namun menurut beliau, penilaian dalam PjBL dapat di sesuaikan dengan capaian pembelajaran yang ingin dicapai. Sekiranya penilaian proyek tidak perlu dilaksanakan dengan cara konvensional dengan diadakannya ujian tertulis saat tengah dan akhir semester, namun cukup dengan penilaian dari hasil proyek sesuai dengan format dan template serta jadwal yang disepakati.
Berangkat dari capaian pembelajaran yang dirancang, maka disini Prof. Mahfud kembali mengulik pengetahuan peserta tentang taksnomi bloom. Dalam Taxonomy Bloom ada 6 kata kerja utama yaitu: create, evaluate, analyze, apply, understand, dan remember. Dimana secara berurutan dimulai dari kemampuan tertinggi mahasiswa menciptakan atau membuat hingga kemampuan minimal mahasiswa yaitu mampu mengingat. Melalui tingkatan ini seorang dosen diharapkan mampu merancang jenis soal yang tepat sesuai dengan capaian pembelajaran berdasarkan taxonomy bloom tersebut. Dalam konsep Project-based learning, mahasiswa diharapkan tidak lagi hanya memiliki kemampuan minimum mampu mengingat dan memahami. Tetapi, standarnya mahasiswa sudah memenuhi capaian pembelajaran dari mulai mampu menerapkan sampai dengan mampu menciptakan atau memproduksi sesuatu. Dan hal ini dapat tercapai dengan bentuk asesmen yang tepat. Misalkan melalui diskusi/esai, oral presentation dan anecdotal atau comments. Perancangan ini sesuai dengan aoa yang disampaikan pada seri sebelumnya bahwa pada pembelajaran project-based learning mahasiswa diharapkan untuk memiliki pemikiran yang kreatif, kritis dan inovatif dan memiliki kebebasan namun tetap terarah. Perancangan soal UTS dan UAS berdasarkan taksonomi bloom ini juga dapat dirancang berdasarkan tingkatannya. Sebagai contoh pada soal UTS capaiannya adalah mahasiswa mampu mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Serta pada soal UAS capaiannya adalah mahasiswa memiliki kemampuan yang lebih tinggi seperti mampu menganalisa, mengevaluasi serta menciptakan sesuatu.
Seri ke empat pada tanggal 19 Agustus 2022 merupakan pertemuan terakhir dengan narasumber Prof. Mahfud. Dalam kesempatan akhir ini, Prof. Mahfud melakukan reviu terhadap RPS yang telah dirancang oleh para dosen pengampu Mata Kuliah yang diusulkan dalam PKKM ini. Proses reviu berfokus kepada rancangan CPMK, rancangan penilaian dan evaluasi, serta jenis soal yang akan di gunakan dalam pembelajaran.
Memasuki dua seri terakhir pada lokakarya penyusunan RPS pendekatan Project-based ini, Program Sarjana Akuntansi mengundang Prof. Dr. Mustaji, M.Pd untuk menjadi narasumber pada dua seri kegiatan pada tanggal 23 dan 29 Agustus 2022. Beliau adalah seorang pakar dari Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Prof. Mustaji memberikan pelatihan tentang perancangan Rubrik Penilaian sebagai finalisasi perancangan RPS berbasis projek ini. Prof Mustaji menyampaikan bahwa PjBL ini merupakan strategi capaian IKU 7 perguruan tinggi tentang collaborative learning dan pembelajaran partisipatif. Kembali pada RPS dan penilaian rubrik yang mencerminkan PjBL adalah yang mengikuti high order of thinking skills (hots), sehingga harapannya standar RPS-nya sudah pada tingkatan analisa, evaluasi dan kreasi. Untuk menerapkan pembelajaran PjBL maka seorang pengajar harus memahami teori pembelajaran seperti behaviorisme, kognitifisme, konstruktivisme, dan konektivisme. Konsepnya adalah memberikan mahasiswa untuk berpikir divergent dalam hal yang artinya memberikan kebebasan berpikir kepada mahasiswa, dalam konteks konstruktivisme di analogikan pada instruksi dasar seperti buatlah gambar binatang berkaki 4. Sebaliknya kemampuan berpikir konvergen yang berkaitan dengan behaviorisme dianalogikan seperti menyuruh seorang anak untuk membuat gambar kambing. Hal ini tidak memberikan seseorang untuk melihat persepektif lain atas dasar kemampuan berpikirnya sendiri.
Terkait rancangan rubrik penilaian berbasis projek, maka kita perlu melihat kembali tentang sintaks pembelajaran yang diterapkan dalam RPS. dimulai dari penentuan pertanyaan mendasar, desain dan pengembangan, penyusunan jadwal, monitoring, menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman dimana ke enam sintaks ini mencakup aktivitas yang akan di lakukan oleh dosen dan juga mahasiswa. Melalui sintaks ini lah, maka rubrik penilaian untuk masing-masing asesmen yang di berikan dalam bentuk tugas, kuis ataupun lainnya dapat dirancang sehingga sesuai dengan capaian pembelajaran di rancang. Kemudian pertemuan kedua yang merupakan seri terakhir dalam seri lokakarya penyusunan RPS berbasis Project-based learning, Prof. Mustaji memaksimalkan waktu yang diberikan untuk mereviu dan memberikan umpan balik kepada peserta untuk memaparkan hasil rancangan RPS dan rubrik penilaiannya. Menurutnya, pengembangan RPS ini memang membutuhkan waktu yang cukup panjang, dan penyempurnaannya tidak ada akhir, sesuai dengan sifat RPS yang dinamis. Sehingga dosen perlu untuk selalu update rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswanya dikelas.
Tautan Kegiatan:
- Integrasi metode pembelajaran Project-based dengan RPS
Youtube: https://bit.ly/Vid_LokalKaryaRPS_Seri1_Akuntansi
Materi: https://bit.ly/Materi_Seri1_AK
- Penugasan mahasiswa formatif dan sumatif
Youtube: https://bit.ly/Vid_LokalKaryaRPS_Seri2_Akuntansi
Materi: https://bit.ly/Materi_Seri2_AK
- Perancangan soal UTS dan UAS metode project-based
Youtube: https://bit.ly/Vid_LokalKaryaRPS_Seri3_Akuntansi
Materi: https://bit.ly/Materi_Seri3_AK
- Review perancangan RPS metode Project-based learning
Youtube: https://bit.ly/LokakaryaRPS_Seri4_Akuntansi
- Perancangan Rubrik penilaian Pembelajaran Projek Based
Youtube: https://bit.ly/LokakaryaRPS_Seri5_Akuntansi
Materi: https://bit.ly/Materiseri5_Akuntansi
- Review Instrument dan Rubrik Penilaian Berbasis Proyek